Beranda | Artikel
Jika Sakit Pilih Mana: Bersabar atau Berobat? Syaikh Abdurrazzaq al-Badr #NasehatUlama
Rabu, 7 Desember 2022

Ahsanallahu ilaikum. Penanya berkata:
“Dulu ada wanita yang terkena ayan sehingga auratnya tersingkap,
lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengarahkannya untuk bersabar.

Apakah dari sini dapat dipahami bahwa bersabar atas penyakit
lebih baik daripada berusaha untuk berobat dan berdoa memohon kesembuhan?”
Berusaha mengobati penyakit tidaklah wajib.

Namun Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah bersabda, “Berobatlah …”
“Berobatlah, wahai Hamba-Hamba Allah!”
Yakni beliau memberi dorongan untuk berobat.

Oleh sebab itu, hukum berobat adalah sunah.
Sebagian ulama berpendapat bahwa itu adalah wajib.
Sebagian ulama berpendapat wajibnya berobat.

Namun, seseorang disunahkan untuk berobat dengan sesuatu yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesembuhannya.
Nabi ‘alaihis shalatu wassalam bersabda,

“Berobatlah, wahai Hamba-Hamba Allah! Tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit, melainkan
Dia juga menurunkan obatnya; ada orang yang mengetahui obat itu, dan ada juga yang tidak.”

Wanita ini dahulu mengidap penyakit ayan, hingga auratnya tersingkap (saat kambuh).
Lalu Nabi bersabda, “Kamu mau bersabar sehingga bagimu surga?”
Ia menjawab, “Aku mau bersabar, tetapi auratku jadi tersingkap,
maka doakanlah aku agar auratku tidak tersingkap lagi.”

“Doakanlah aku agar auratku tidak tersingkap lagi.”
Tersingkapnya aurat dari wanita ini
terjadi ketika penyakit ayannya kambuh.

Jadi, apakah ia berdosa?
Apakah ia berdosa? Ia mengidap ayan, ia dalam keadaan tidak sadar.
Sehingga ia tidak berdosa, dan Allah tidak akan menghukumnya atas sesuatu yang tidak ia sadari, dalam keadaan ayan.

Kendati demikian ia meminta, “Doakanlah aku agar auratku tidak tersingkap lagi.”
“Berdoalah kepada Allah agar auratku tidak tersingkap.”

Dan subhanallah!
Terdapat bentuk “ayan” lain
yang dialami oleh banyak wanita,
yaitu wanita yang terkena “ayan syahwat dan hawa nafsu.”

Terkena “ayan syahwat dan hawa nafsu.” Ketika wanita terkena ayan jenis ini,
wanita itu akan menampakkan auratnya, tanpa … Apa?
Tanpa peduli (dengan auratnya),

dan tidak takut terhadap siksaan Allah,
serta tidak terpikir sama sekali tentang auratnya ini, karena ia terkena “ayan hawa nafsu”.

Ayan jenis ini sangat berbahaya.
Jika wanita terkena ayan ini, maka kamu akan mendapatinya tersingkap auratnya tanpa peduli.

Adapun wanita di zaman Nabi ini tersingkap auratnya akibat penyakit ayan yang diidapnya,
ia tetap meminta kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam agar auratnya tidak tersingkap.

Setelah Nabi mendoakannya, saat penyakit ayannya kambuh, auratnya tidak lagi tersingkap.
Padahal wanita itu tidak akan dihisab atas tersingkapnya aurat itu.

Lalu bagaimana dengan wanita yang menyingkap auratnya
dengan sadar dan sengaja, tanpa mempedulikannya?!

Juga tidak takut terhadap pertemuan dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala kelak.
Kita memohon keselamatan kepada Allah ‘Azza wa Jalla.

====

أَحْسَنَ اللهُ إِلَيْكُمْ يَقُولُ السَّائِلُ

الْمَرْأَةُ الَّتِي كَانَتْ تُصْرَعُ وَتَتَكَشَّفُ

فَأَرْشَدَهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى الصَّبْرِ

هَلْ يُفْهَمُ مِنْ هَذَا أَنَّ الصَّبْرَ عَلَى الْمَرَضِ

أَفْضَلُ مِنَ السَّعْيِ فِي الْعِلَاجِ وَالدُّعَاءِ بِذَلِكَ؟

السَّعْيُ فِي الْعِلَاجِ لَيْسَ بِوَاجِبٍ

لَكِنْ قَدْ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَدَاوَوْا

تَدَاوَوْا عِبَادَ اللهِ

يَعْنِي رَغَّبَ فِي الدَّوَاءِ

وَلِهَذَا فَإِنَّ التَّدَاوِي هُوَ مُسْتَحَبٌّ

بَعْضُ أَهْلِ الْعِلْمِ قَالَ بِوُجُوبِهِ

بَعْضُ أَهْلِ الْعِلْمِ قَالَ بِوُجُوبِهِ

لَكِنْ يُسْتَحَبُّ لِلْمَرْءِ أَنْ يَتَدَاوَى بِمَا يَرْجُو أَنْ يَكُونَ فِيهِ نَفْعًا لَهُ

وَقَدْ قَالَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ

تَدَاوَوْا عِبَادَ اللهِ مَا أَنْزَلَ اللهُ مِنْ دَاءٍ إِلَّا

أَنْزَلَ لَهُ دَوَاءً عَلِمَهُ مَنْ عَلِمَهُ وَجَهِلَهُ مَنْ جَهِلَهُ

وَهَذِه الْمَرْأَةُ كَانَتْ تُصَابُ بِالصَّرْعِ وَتَتَكَشَّفُ

فَقَالَ تَصْبِرِيْنَ وَلَكِ الْجَنَّةُ؟

قَالَتْ أَصْبِرُ لَكِنَّنِي أَتَكَشَّفُ

فَادْعُ اللهَ أَلَّا أَتَكَشَّفَ

فَادْعُ اللهَ أَلَّا أَتَكَشَّفَ

التَّكَشُّفُ الَّذِي يَحْصُلُ مِنْ هَذِهِ الْمَرْأَةِ

هُوَ وَقْتُ الصَّرْعِ

فَهَلْ هِيَ آثِمَةٌ؟

هَلْ هِيَ آثِمَةٌ؟ هِيَ مُصَابَةٌ بِالصَّرْعِ مَا تَدْرِي أَصْلًا

فَلَيْسَتْ آثِمَةً وَلَا يُعَاقِبُهَا اللهُ عَلَى شَيْءٍ يَكُونُ مَا تَشْعُرُ بِهِ مَصْرُوْعَةً

لَكِنْ مَعَ ذَلِكَ تَقُولُ ادْعُ اللهَ أَلَّا أَتَكَشَّفَ

ادْعُ اللهَ أَلَّا أَتَكَشَّفَ

فَسُبْحَانَ اللهِ

هُنَاكَ نَوْعٌ مِنَ الصَّرْعِ

تُصَابُ بِهِ كَثِيرٌ مِنَ النِّسَاءِ

وَهُوَ أَنْ تَكُونَ صَرِيْعَةَ الشَّهَوَاتِ وَالْأَهْوَاءِ

تَكُونُ صَرِيْعَةَ الشَّهَوَاتِ وَالْأَهْوَاءِ فَإِذَا أُصِيبَتْ بِهَذَا الصَّرْعِ

تَتَكَشَّفُ وَلَا مَاذَا؟

وَلَا تُبَالِي

وَلَا تَخَافُ مِنْ عُقُوبَةِ اللهِ

وَلَا تُفَكِّرُ أَصْلًا فِي هَذَا الْأَمْرِ لِأَنَّهَا صَرِيْعَةُ الشَّهَوَةِ

وَهَذَا النَّوْعُ مِنَ الصَّرْعِ خَطِيْرٌ جِدًّا

إِذَا أَصَابَ الْمَرْأَةَ تَجِدُ تَتَكَشَّفُ وَلَا تُبَالِي

هَذِهِ تَتَكَشَّفُ مَصْرُوْعَةً بِالْمَرَضِ الَّذِي أَصَابَهَا

وَتَطْلُبُ مِنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَلَّا تَتَكَشَّفَ

وَأَصْبَحَتْ مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ تُصَابُ بِالصَّرْعِ وَلَا تَتَكَشَّفُ

وَذَاكَ التَّكَشُّفُ لَمْ تَكُنْ مُحَاسَبَةً عَلَيْهِ

فَكَيْفَ بِالَّتِي تَتَكَشَّفُ

عَمْدًا قَاصِدَةً وَلَا تُبَالِي

وَلَا تَخَافُ مِنْ لِقَاءِ اللهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى

نَسْأَلُ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ الْعَافِيَةَ


Artikel asli: https://nasehat.net/jika-sakit-pilih-mana-bersabar-atau-berobat-syaikh-abdurrazzaq-al-badr-nasehatulama/